From Us to Someone
30 Juli
2012, 10:34 PM
Dalam sekejap,
semua keadaan menjadi lebih buruk dari awalnya yang sudah buruk. Malam itu
buruk dan malam ini lebih buruk lagi. Sudah 24 jam rupanya. Dan dalam 24 jam
itu, sesuatu telah merasuki jiwanya, meracuni otaknya, mengeraskan hatinya.
Sesuatu itu bereaksi cepat. Saking cepatnya, kami tidak punya waktu untuk
menyiapkan tameng hati. Kami lemah dari segala macam sisi terutama hati.
Sekarang, ada
dua jiwa dalam satu jasad. Salah satunya jiwa asing yang entah datang dari
mana. Jiwa asing itu mendominasi dan jiwa yang kami kenal mulai terkikis
perlahan. Kami sedih, kami takut. Sedikit lagi, kami akan merasakan sebuah
kehilangan. Astaga, jangan biarkan itu semua terjadi. Jiwa itu bagian dari
kami. Demi apapun, kami akan berusaha untuk mempertahankan jiwa itu semampu
kami dan sebisa kami.
Jiwa asing itu
benar benar menghancurkan semuanya, menghancurkan kedamaian kami bersama jiwa
yang lama. Semuanya sudah tidak baik baik saja. Jiwa itu mengacau, mengatakan
yang tidak tidak tentang kami. Menggelapkan mata hatinya dan menghapus semua
kenangan kenangan indah bersama kami tempo dulu. Sekarang dimatanya, kami
busuk. Kami hancur, kami sakit saat
mendengar semua itu, tapi kami menahan semuanya di dalam hati kami masing
masing. Kami tersenyum meski pahit. Kami mencoba kuat meskipun sebenarnya kami
ingin mengakhiri semuanya. Yang membuat kami masih tetap bertahan di sini
adalah karena kami menyayangi jiwa itu dan kami tidak ingin kehilangannya.
Semoga Tuhan mencukupkan sabar kami.
Suasana semakin
panas. Kaki kami mulai gentar tapi jiwa itu menyerang semakin ganas dan kami
mulai tidak tau apa yang akan kami lakukan. Jiwa itu membuat kami benar benar
bingung sekaligus lelah. Sebenarnya kami mulai enggan, kami ingin menyerah dan
merelakan semuanya. Jiwa yang kami kenal sepertinya sudah benar benar tak mau
mendengarkan kami. Yang dia tahu sekarang adalah kami orang orang yang tak
memedulikannya, kami busuk. Jiwa asing itu sukses berat menghasut jiwa yang
dulu kami kenal. Jika seseorang bertanya kepada kami apa yang paling ingin kami
lakukan saat ini? Kami akan menjawab kami ingin menangis di hadapan jiwa itu
supaya air mata kami bisa menghancurkan kerasnya hati, menghapus buruknya
prasangka dan mengembalikan semuanya. Tapi sudahlah, kami masih mampu menahan
kesedihan ini, sendiri. Kami kuat.
Seberapa busuk
kami dimatanya sekarang? Ternyata kami sudah terlalu busuk. Kami sendiri mual
mencium bau kami. Kami mengerti kalau jiwa itu menjauh, jijik. Sadarlah, jiwa
asing itu sudah membutakan mata hati jiwamu sehingga kamu tidak pernah mau tahu
semua yang kami lakukan. Semuanya salah, semuanya kurang, semuanya melukai. Itu
karena kami manusia, kami jauh dari apa yang disebut kesempurnaan. Kami punya
sisi jahat tapi jangan lupakan kalau kami juga punya sisi baik meski sedikit.
Lihatlah kami seutuhnya, satu detik saja.
Akhirnya, kami
memutuskan untuk menyerah. Kami bohong kalau kami kuat, itu supaya kami
bertahan sedikit lebih lama untuk menghadapi jiwa itu yang semakin lama semakin
kuat dan semakin lama semakin melemahkan kami. Kami runtuh sebelum kami
berhasil meyakinkan jiwa itu untuk tetap di sini, di dalam lingkaran ini
bersama kami.
Angin, jika kau
berhembus melewati jiwa yang dulu sempat kami kenal itu di persimpangan jalan
sana, tolong sampaikan maaf kami untuk semua kata yang menyakiti hatinya, untuk
sikap kami yang kadang membuatnya sepi dan untuk semuanya.
Wahai
kamu,
kami hanya ingin mengingatkanmu bahwa kamu
tak pernah benar benar sendirian. Jika kamu sudah tidak menganggap kami ada di
sampingmu dan peduli dengan kamu, itu tidak masalah. Kami mengerti apa yang
selalu kamu pikirkan tentang kami. Tapi tolong mengertilah kalau kamu tidak
mutlak sendirian, masih ada Tuhan di dalam hati kamu. Kami memang tidak pernah
bisa mengerti kamu seutuhnya, tapi kami yakin kalau Tuhan sangat bisa. Jangan
pernah hilangkan Dia sedetikpun karena Dia pasti akan sangat kecewa ketika kamu
berkata ‘aku selalu sendiri’. Kamu boleh menghapus kami tapi jangan hapus Tuhan
dari hati kamu.
Untuk kali ini dengarkan kami sebentar saja,
setelah itu kamu boleh mempersilahkan kami pergi.
Kamu teman kami, kamu sahabat kami, tidak
masalah jika hanya sepihak yang menganggap demikian. Kami menyayangi kamu. Kamu
bagian dari kami. Kamu melengkapi celah kosong hati kami. Percaya ataupun tidak
itu hak kamu. Kami tak sanggup memaksa hati kamu untuk mempercayai omongan
kami. Tapi itu semua benar, kami bukan pembual. Percayalah karena kami sangat
membutuhkan kepercayaan itu dan kami membutuhkan kamu. Sebenarnya kami tahu,
kamu sangat sulit mempercayai kami karena sikap kami terhadap kamu yang kadang
kadang bisa memunculkan ragu di hati kamu. Asal kamu tahu, kami tidak ada
maksud untuk melakukan demikian. Yakinlah kalau itu hanya prasangka kamu, itu
salah. Kami tidak akan menuntutmu untuk melakukan apa yang kami inginkan, kami
tidak berhak sama sekali, terlalu otoriter. Itu terserah kamu.
Kami tidak akan berkata terlalu banyak,
takutnya kamu semakin tidak percaya kepada kami. Yang perlu kamu tau saat ini adalah
kami menyayangi kamu. Kamu harus lebih memahami bagaimana cara kami menyayangi
kamu. Lihatlah lebih dalam :)
0 komentar: