Tentang Sebuah Pertemuan Kembali
Tentang Sebuah
Pertemuan Kembali
Bertemu
kembali orang-orang lama. Masing-masing barangkali bertanya-tanya ‘masih
ingatkah dengan saya?’. Tentu. Tubuh kita memang bukan lagi tubuh milik seorang
anak SMP berusia 13-15 tahunan, yang kecil, yang rambutnya keriting, yang cupu.
Tapi ini bukan kisah drama Korea atau sinetron Indonesia, berpisah 5 tahun saja
wajahnya sudah jauh beda, dari yang tadinya tidak ada potensi cantik mendadak
luar biasa mempesona. Wajah-wajah kita rata-rata masih sama. Hanya sedikit
lebih tua. Lihat saja jenggotnya, lihat saja kerutan kecil yang tampak
disekitar kelopak mata. Umur tidak bisa disangkal.
Nostalgia
selalu menjadi tema utama. Yang lampau kadang memang terasa lebih manis saat
dikenang. Hingga kadang, ingin sekali lagi terulang kalau bisa dua kali. Dulu,
beberapa dari kita barangkali setiap harinya selalu merindukan menjadi orang
dewasa, bukan anak SMP yang berseragam putih-biru. Sekarang kita hampir
melewati semua proses untuk menjadi dewasa. Kita sudah pernah menjadi anak SMA,
berseragam putih-abu abu yang perlahan mulai mengagungkan kebebasan atas nama
anak muda. Lepas SMA, jalan yang kita lewati barangkali tak lagi sama. Ada yang
melepas masa lajangnya, ada yang bekerja agar kaya, ada yang tak bosan-bosannya
menjadi siswa demi gelar sarjana, bahkan ada yang menghilang sama sekali. See,
tanpa diminta, waktu bahkan terlalu cepat menjadikan kita sebagai manusia
dewasa yang sempurna.
Perubahan
itu pasti. Dengan sebegitu banyak langkah yang telah kita tapaki di bumi, mana
mungkin kita masih menjadi orang yang sama seperti 5 tahun silam. Bertemu
kembali dengan segala resiko perubahan yang ada. Menebak-nebak ‘masihkah dia
seperti yang saya kenal dulu?’ bisa membuat sedikit resah.
Delapan
orang yang dulunya pernah berjalan bersama-sama untuk kemudian terpisah sekian
lama sekarang berkumpul dalam satu forum. Satu sama lain barangkali saling
mengamati. Dalam hatinya bisa jadi sedang membicarakan masing-masing ‘kok dia jadi gendut ya’ ‘wah, sekarang dia
udah dandan’ ‘cie yang sekarang jadi jenggotan’ ‘masih kurus aja dia sampe
sekarang’ ‘buseet, masih cerewet aja ya’ . Canggung? Bisa jadi iya,
bagaimanapun kita sudah lama tidak berjumpa. Sekian tahun, masing-masing orang
berkumpul dengan orang-orang dengan pemikiran yang berbeda, hidup di lingkungan
yang berbeda.
Pembicaraan
tentang cinta mendadak menjadi menarik. Usia usia dua puluhan memang sedang
memasuki masa-masa ‘males kerja/kuliah pengen nikah aja’. Dimanapun sama. “Sekarang
sama siapa? Koleksi mantan sudah berapa? Mau nikah kapan?” menjadi pertanyaan
favorit dalam forum reunian. Yang jomblo serasa ingin mati saja kalau sudah
dihadapkan pada pertanyaan demikian. Sebaliknya, yang sudah menggandeng
seseorang, muka-mukanya justru terlihat excited saat ditanya ‘Mau nikah
kapan?’. Nikah urusan nanti, yang jelas sekarang saatnya untuk menikmati
pertemuan ini kembali sebelum masing-masing pergi lagi dan sulit ditemui.
Pertemuan
dengan orang lama selalu penuh cerita, bahkan penuh tawa. Atmosfernya masih
sama seperti 5 tahun yang lalu. Masih hangat, masih konyol bahkan lebih konyol,
masih terlihat layaknya anak-anak SMP yang belum penuh dengan kekhawatiran-kekhawatiran
duniawi.
Bersyukurlah
karena ternyata kita tidak berubah banyak. Bersyukurlah karena ternyata kita
masih menjaga kepingan-kepingan kenangan masa lalu dengan baik. Bersyukurlah
karena kita masih ada keinginan untuk kembali menjumpai setiap tokoh yang
sempat mengisi hari-hari kita beberapa tahun yang lalu, tokoh yang sedikit
banyak memberi cerita disetiap berubahnya waktu.
See
you soon guys. Great to meet you all.
0 komentar: